Rapat Koordinasi bersama Guru Pembimbing Khusus (GPK)

UMPEG – Kepala dinas pendidikan kota batam melalui sk  nomor 552/DK.00.00/VII/2022 menetapkan 72 sebagai sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusi (SPPI) di Kota Batam. Tercatat ada sekitar 102 peserta didik PDBK pada SPPI. Kamis, 02 Februari 2023, Kepala Bidang Pembinaan SD bapak Mansur, S.Pd mengadakan rapat koordinasi bersama guru pembimbing khusus (GPK). Dalam rapat koordinasi tersebut dibahas layanan layanan yang sudah dilaksanakan sekolah serta mengevaluasi GPK yang belum melaksanakan tugas dikarenakan jam mengajar yang sudah padat. Pendidikan inklusi merupakan salah satu pendidikan yang diperuntukkan bagi peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK). Kepala Budang Pembinaan SD menyampaikan Penyelenggaraan pendidikan inklusif menuntut pihak sekolah melakukan penyesuaian baik dari segi kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan, maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu peserta didik. 

Dalam dunia pendidikan sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusif diperlukan guru-guru yang memiliki komitmen dan integritas yang tinggi, selain kemampuan pedagogis yang mumpuni karena yang dihadapi adalah anak-anak dengan kondisi kompleks, sehingga memerlukan kesabaran dan ketelatenan yang ekstra, Sekolah harus menyediakan kondisi kelas yang hangat, ramah, menerima keaneka-ragaman dan menghargai perbedaan, Sekolah harus siap mengelola kelas yang heterogen dengan menerapkan kurikulum dan pembelajaran yang bersifat individual, Guru harus menerapkan pembelajaran yang interaktif.

Guru dituntut melakukan kolaborasi dengan profesi atau sumberdaya lain dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, Guru dituntut melibatkan orang tua secara bermakna dalam proses pendidikan.

Selain itu, guru harus mampu menciptakan pembelajaran berbasis individual yang menghargai perbedaan setiap anak. Dalam penyusunan progam pembelajaran misalnya, guru hendaknya sudah memiliki data pribadi atau karakteristik spesifik setiap peserta didik, seperti tingkat perkembangan sensor-motorik, kemampuan kognitif, kemampuan berbahasa, keterampilan diri, konsep diri, kecenderungan minat dan bakat, kreativitas, serta kemampuan berinteraksi sosial.

Oleh karena itu, jika melihat tugas berat yang harus diemban oleh guru-guru sekolah inklusi, gelar pahlawan tanpa tanda jasa lebih pantas disematkan kepada mereka. Selain dukungan guru, penerimaan siswa, masyarakat dan orangtua juga memberikan andil bagi terselenggaranya pendidikan inklusi secara optimal. Implementasi pendidikan inklusi di sekolah sesungguhnya secara tidak langsung sedang mengembangkan pendidikan karakter bagi siswa, yaitu sikap menghargai, rasa empati, dan solidaritas terhadap teman.

Mungkin Anda juga menyukai